Nama : Dea Yudistira Risma
NPM : 21412745
Kelas : 3IC03
Jurusan : Teknik Mesin
UNIVERSITAS GUNADARMA
UNIVERSITAS GUNADARMA
- Metode Penangan Limbah Dalam Negeri
Secara praktis
semua air limbah
mungkin sekali akan menemukan jalannya menuju aliran air yang terdekat, perairan-perairan di atas permukaan tanah yang
lain ataupun di dalam tanah. Meskipun apabila terdapat pembuangannya berada di atas permukaan tanah, ia dapat saja tetap mencapai
mata air (water table) di dalam tanah.
Apabila zat-zat pencemar tidak
diperbolehkan mengganggu kebersihan
aliran-aliran, danau-danau, sungai, kuala-kuala air pasang surut atau perairan di tepi pantai, mereka harus dibuang dari air yang mengangkutnya
atau dirubah bentuknya secara memadai. Pembuangan zat-zat pencemar ini atau perubahan bentuknya
kedalam keadaan yang tidak berbahaya merupakan proses fungsi sarana pembenahan air limbah. Tingkat pembenahan yang akan diberikan tergantung pada sifat dan volume relatif aliran-aliran penampung dan pada penggunaan-penggunaannya di mana air-air demikian dimanfaatkan untuk perekonomian air di daerah tersebut. Limbah
baru mungkin saja dan selalu dibuang
kedalam aliran-aliran air besar, danau dan perairan pasang surut, sedangkan
terdapat banyak daerah yang menerima limbah yang belum dibenahi untuk irigasi. Namun cara pembenahan demikian, hanyalah dapat
dilaksanakan secara memuaskan
pada keadaan-keadaan yang menguntungkan dan itupun setelah
dengan hati-hati mengikuti
kaedah-kaedah
yang mengatur metode-metode ini.
Pembuangan dan perubahan bentuk bahan-bahan pencemar dilaksanakan dengan cara-cara yang berbeda-beda. Adalah sangat
penting sekali untuk menyadari
bahwa pembenahan air-air
sampah kebanyakan hanya menghasilkan pembuangan
sebagian- sebagain atau perobahan bentuk
bahan-bahan pencemaran. Malahan
setelah dilakukannya pembenahan demikian, air-air yang sudah agak dimumikan itu tetap saja dibuang
dengan cara pelarutan atau pembuangan
dan akhirnya oleh assimilasi lingkungan sekelilingnya. Aspek pembuangan ini perlu ditekankan, aleh karena banyak instalasi pembenahan yang mahal telah
didirikan tanpa menghiraukan metode pembuangan yang mutakhir. Pembenahan dan pembuangan air haruslah selalu dianggap sebagai suatu rencana yang
terpadu sedangkan tingkat
pembenahan harus dihubungkan
dengan cara pembuangan sarana aliran.
Proses pembenahan limbah yang paling
umum mencakup pekerjaan-pekerjaan
(operasi-operasi) sebagai berikut :
a.
Penyaringan
b.
Pembuangan
pasir
c. Pembuangan
minyak dan minyak pelumas
d. Sedimentasi zat-zat organik dan zat mineral yang terurai halus
e. Peredaran udara dan oksida
f. Penyelesaian akhir
d. Sedimentasi zat-zat organik dan zat mineral yang terurai halus
e. Peredaran udara dan oksida
f. Penyelesaian akhir
Penghilangan bau dan pemberantasan kuman atau sterilisasi
dilaksanakan pada kasus-kasus yang langka.
Hampir semua proses, khususnya proses-proses
yang tergantung pada peralatan mekanis
atau pembenahan kimiawi,
meningkatkan penempatan endapan lumpur yang harus dibenahi dan dibuang secara terpisah. Proses-proses yang berlain-lainan
itu secara kasar dapat dikelompokkan
sebagai berikut :
1.
Pengolahan secara mekanis yang terdiri
dari penyaringan, pengambilan buihnya,
pengambangan dan sedimentasi.
2.
Pembenahan secara
kimiawi
meliputi pengentalan, penghilangan bau
dan sterilisasi (mematihamakan).
3.
Pembenahan secara
biologis yang tergantung pada
aktivitas sekelompok
organisme baik yang hidup dalam
lingkungan ajang almiah mereka seperti pada batang-batang air atau lapisan
tanah
atau
dalam lingkungan yang diciptakan secara buatan seperti dalam saringan antara, tangki septik atau tangki-tangki Imhoff, instalasi pembenahan lumpur atau saringan-saringan
kecil/halus (bersusun).
Di dalam halaman-halaman berikut, metode-metode pembebanan yang berbeda- beda dalam pembuangan limbah hanya
diuraikan secara singkat
sekali, hanya
untuk mendapatkan perbandingan
gagasan tentang metode-metode
yang berbeda-beda dan memperlihatkan ciri-ciri mereka yang sangat lain dibandingkan dengan irigasi air limbah
dan pembuangan air limbah di
atas tanah.1.1. Penyaringan
Cara yang paling sederhana dari pembuangan
benda pedal yang kasar dan besar adalah dengan cara mengalirkan air limbah itu
melalui saringan-saringan.Selain itu, air limbah
dialirkan melalui sebuah alat pemecah atau alat penghancur di mana benda-benda pedal tersebut dipecah menjadi
potongan-potongan kecil. Kepingan-kepingan ini kemudian dibiarkan mengendap di dalam
tanki-tanki sedimentasi. Adalah penting untuk
membuang
benda-benda
yang
mengambang
seperti potongan-potongan kain
bekas, kertas, kepingan-kepingan kayu, pasir dan rupa-rupa bahan lainnya untuk melindungi pompa-pompa den peralatan mesin
dan untuk mencegah kerusakan pipa, klep dan ujung- ujung "mulut" saringan.
Dayaguna penyaringan
berbeda luas sekali,
tergantung pada sifat
limbah dan jenis-jenis saringan
yang digunakan. Biasanya
disediakan suatu jaring-jaring di bawah permukaan air sebesar tidak kurang dari 2 kaki persegi per "m.g.d." bagi limbah domestik atau 3 kaki persegi untuk limbah gabungan, kecepatan melalui
saringan yang biasa untuk itu adalah kira-kira 0.5 sampai 1.0 kaki per detik.
Saringan-saringan pada umumnya bersifat sangat tidak menyenangkan dalam sifatnya dan harus sagera dibuang
secepat mereka terkumpul dengan cara pemendaman, pembakaran
atau pencernaan. Pemendaman
menghasilkan bau yang tidak segar
lagi pula merusak pemandangan dan tidak sehat. Pembakaran
adalah agak mahal namun tidak seberapa mengganggu. Pelaksanaan penghancuran secara modern
dan peringkasan merupakan cara yang
paling sederhana dan paling sehat untuk metode pembuangan
dengan mempergunakan saringan. Pembusukan anaerobik melalui saringan-saringan untuk pelembutan, bersama-sama dengan lumpur air limbah, telah
terbukti sangat memuaskan pada
pekerjaan pembenahan yang besar.
1.2.
Pembuangan Pasir
Pembuangan benda-benda anorganik berpasir dilaksanakan pada tahap-tahap permulaan pembenahan.
Bahan-bahan berpasir, seringkali disebut detritus
(pecahan- pecahan), dibuang melalui
sedimentasi sebagian-sebagian dalam
ruangan pasir atau tangki-tangki detritus.
Hanya pasir yang dibiarkan
mengendap dalam tangki-tangki ini bersama dengan sesedikit
mungkin zat-zat organik. Untuk
memastikan hasil sangat patut mempertahankan
kecepatan aliran melalui tangki
pasir tetap pada kecepatan kira-kira
hampir 1 kaki per detik.
Kecepatan ini akan menjaga pasir itu bebas dari sejumlah benda padat organik yang dapat diterima.
Pasir
bersih dapat dipergunakan dalam pengerukan tanah pada pembuatan jalan dan mempersiapkan
bedeng-bedeng pengeringan lumpur.
1.3.
Pembuangan Minyak dan Minyak Pelumas
Beberapa jenis mengandung
sejumlah minyak,
lemak, sabun dan minyak-minyak
pelumas. Dianjurkan untuk membuang benda-benda
ini sebanyak mungkin pada tahap-
tahap permulaan dari proses-proses pembenahan yang berbeda-beda, oleh karena
benda- benda ini cenderung menghasilkan busa dalam
kolam sedimentasi dan mengganggu
pekerjaan saringan-saringan halus dan instalasi sarana pembenah lumpur yang digiatkan.
Minyak pelumas
dan
minyak
secara terus
menerus dibuang
sebagai busa pada "skimming" (penyendokan buih). Tangki-tangki "skimming" yang direncanakan dengan baik dapat memisahkan
busa dari bagian-bagian yang sangat
dominan seperti minyak, lemak-lemak dan minyak pelumas. Kegunaan proses "skimming" dapat
ditingkatkan dengan peredaran udara, khlorinasi (pembenahan dengan khlorin), atau pengambangan, namun dalam pengaturan yang paling sederhana
hanyalah sebuah tangki "skimming"
yang relatif panjang dan dangkal disediakan
dengan jalan-jalan masuk dan jalan-jalan
keluar yang direncanakan sedemikian rupa untuk
menjamin penyaluran yang seragam dan gangguan minimum dari busa (buih).
Minyak pelumas limbah dapat dirubah
menjadi sabun, semir lilin atau mungkin dibuang dengan cara yang sama seperti pada saringan-saringan. Pada umumnya, mutu dan kwantitas minyak-minyak
pelumas dalam limbah domestik
tidak akan membayar kembali biaya-biaya pendirian alat namun
pembenahan sampah-sampah industri kadang- kadang dapat menguntungkan.
1.4.
Sedimentasi
Setelah pembuangan pasir dan benda-benda padat kasar lainnya, dan "skimming"
minyak-minyak pelumas, langkah berikutnya dalam pembenahan
limbah ialah penghapusan sebagian-sebagian daripada sisa-sisa benda padat yang mengambang. Hal ini mengurangi
kekuatan limbah dan membuatnya lebih mudah dirubah menuju oksidasi biologis dan adalah oleh
karena itu, merupakan suatu langkah
yang sangat penting dalam pembenahan limbah. Sedimentasi dapat saja
dikelompokkan di bawah dua golongan
: sedimentasi diam/tenang dan sedimentasi arus terus menerus.
Yang pertama sekarang secara praktis
sudah
menjadi
kuno sepanjang
hal
itu
berkaitan dengan
pembenahan
limbah, meskipun cara itu mungkin saja berguna dalam pembenahan beberapa
jenis sampah perdagangan.
Dalam hal
sedimentasi tidak ditunjang
oleh pengentalan dan dimana lumpur tidak dibiarkan dalam tangki pencernaan, maka proses itu dianggap seperti sedimentasi yang
sejati. Proses ini kini menjadi
bertambah popular sebagai cara-cara yang berdayaguna untuk mengolah lumpur dan pencernaannya yang
terpisah telah dikembangkan. Dalam
tangki – tangki pengendapan yang utama, limbah yang baru diendapkan; di dalam tangki-
tangki tambahan atau terakhir,
campuran cairan yang berasal dari sarana instalasi pembenahan lumpur yang
digiatkan atu selokan-selokan saringan kecil,
dijernihkan.
Dalam tangki-tangki sedimentasi yang dirancang
dengan baik dan dijalankan
secara efisien sebanyak
80% dari pada benda-benda padat mengambang dan 35 sampai 40% dari zat-zat
organik dapat dibuang.
Pembuangan bakteri kira-kira
berbanding sama dengan pembuangan benda-benda padat mengambang. Masa
penahanan berbeda dari 45 menit sampai 2 jam. Jangka-jarak waktu-waktu ini mungkin saja lebih singkat di daerah beriklim panas disebabkan
oleh efisiensi sedimentasi lebih tinggi pada suhu-area
yang lebih panas. Semakin tinggi suhu, semakin cepat taraf sedimentasi disebabkan oleh sifat melekat yang menurun. Di mana pembuangan
benda-benda padat merupakan kebutuhan yang lebih
penting, maka jangka waktu-waktu penyimpanan dari
satu sampai satu setengah jam adalah ekonomis; apabila pembuangan BOD lebih tinggi dibutuhkan, maka
masa penyimpanan secara seimbang dapat saja diperluas, hingga sampai tiga jam. Masa - masa penyimpanan yang ditingkatkan melampaui tiga jam memberikan
sedikit perbaikan dalam
kegunaan. Sebaliknya, masa penahanan
yang tertalu lama dapat saja menyebabkan
pembusukan.
1.5. Tangki
Septik
Di antara jenis-jenis khusus tangki-tangki sedimentasi dapat disebutkan tangki septik yang menurut hasilnya merupakan sebuah tangki
sedimentasi dengan arus horizontal yang menggabungkan dua proses. Sedimentasi berlangsung di bagian atas tangki
dan lumpur (endapan) terkumpul di
bawah mengalami pembusukan anaerobik. Perubahan-perubahan benda-benda padat menjadi benda-benda cair dan gas-gas hanyalah terjadi sebagian sedangkan endapannya
harus dibuang secara periodik (sewaktu-waktu), dengan meninggalkan sebagian kecil sebagai kandang pembibitan
(bakteri). Selokan yang berasal dari tangki itu mengandung banyak benda-benda
padat yang terurai dengan halus, berwarna gelap dan berbau dan mempunyai BOD tinggi; selokan itu berbahaya
oleh karena kemungkinan ia berisi organisme
(yang menimbulkan) penyakit. la tidak seharusnya dibuang ke dalam aliran air dengan tanpa pembenahan
lebih lanjut atau penyaringan melalui tanah. Pada musim
panas selokan itu dapat saja menjadi lebih buruk daripada air limbah yang masuk
dan dapat saja mengandung lebih banyak benda yang mengambang
disebabkan oleh hubungannya yang erat antara air limbah dengan busa dan endapan lumpur dan menggelantungnya bahan-bahan yang tersebut belakangan itu oleh
adanya gas-gas yang berkembang biak di dalam tangki.
Pembenahan tangki septik secara memuaskan tergantung pada fermentasi alkali dan membutuhkan persediaan endapan lumpur "pembibitan (baktri)" yang cukup. Endapan lumpur yang terkumpul dengan sendirinya dicernakan dan harus dibuang secara teratur, katakanlah setiap 6 sampai 12 bulan, sambil meninggalkan sedikit sisa untuk pembibitan. Tangki-tangki septik hanyalah bermanfaat bagi pekerjaan-pekerjaan pembenahan yang terkecil, seperti untuk daerah-daerah pedesaan, tempat tinggal perorangan atau sekelompok kecil rumah-rumah. Mereka itu mempunyai suatu keuntungan, yakni memerlukan sedikit perhatian diluar pembuangan endapan lumpur yang telah dicernakan pada waktu-waktu tertentu.
Pembenahan tangki septik secara memuaskan tergantung pada fermentasi alkali dan membutuhkan persediaan endapan lumpur "pembibitan (baktri)" yang cukup. Endapan lumpur yang terkumpul dengan sendirinya dicernakan dan harus dibuang secara teratur, katakanlah setiap 6 sampai 12 bulan, sambil meninggalkan sedikit sisa untuk pembibitan. Tangki-tangki septik hanyalah bermanfaat bagi pekerjaan-pekerjaan pembenahan yang terkecil, seperti untuk daerah-daerah pedesaan, tempat tinggal perorangan atau sekelompok kecil rumah-rumah. Mereka itu mempunyai suatu keuntungan, yakni memerlukan sedikit perhatian diluar pembuangan endapan lumpur yang telah dicernakan pada waktu-waktu tertentu.
1.6 Tangki Imhoff
Beberapa kelemahan dan
kekurangan tangki septik dapat diatasi dengan mempergunakan tangki Imhoff, yang dikembangkan oleh Or. Karl Imhoff
di Jerman.Tangki itu benar-benar merupakan sebuah tangki yang terdiri dari dua ruangan di mana sedimentasi limbah dan pencernaan endapan lumpur dilaksanakan
pada ruangan yang terpisah. Oleh karena tidak
terdapat hubungan erat diantara limbah dan pencernaan lumpur-lumpur, maka selokan yang dihasilkan adalah lebih baik daripada hasil selokan yang diperoleh dari tangki septik. Kedua
ruangan dibangun demikian sehingga gas yang naik dan partikel-partikel lumpur yang terangkat olehnya tidak dapat lepas dari
penampung lumpur ke dalam ruangan
pengendap.
Gas dibuang
melalui saluran udara yang terpisah. Tangki Imhoff dalam beberapa cara
sangat menguntungkan bagi kota-kota
yang lebih kecil. Perkembangan biologis yang terjadi adalah lebih
baik di dalam tangki-tangki Imhoff
dari pada dalam tangki-tangki septik.
Selokannya lebih segar dan lebih cocok
untuk dibuang secara langsung di atas tanah atau untuk diterapkan pada
saringan-saringan kecil. Lumpur
biasanya dicernakan dengan baik dan dapat dengan mudah dikeringkan
pada
bedeng-bedeng
pengering.
Tangki-tangki Imhoff memerlukan pemeliharaan tiap hari untuk menjamin dayaguna
yang tinggi.
Lumpur harus dibuang agak sering dan pencegahan pembusaan juga perlu
untuk pelaksanaan yang memuaskan.
1.7. Flokulasi Mekanis dan Pengenta/an
Kimiawi
Proses sedimentasi
dapat dipercepat dan sejumlah
baser zat-zat koloidal
dan benda-benda padat yang terbagi-bagi sangat halus dapat diendapkan dengan akibat zat-zat demikian
bergabung menjadi partikel-partikel yang lebih besar dan akan mengendap dengan segera. Pembentukan
lapisan endapan yang membutir dan tidak dapat dicairkan menyerap zat-zat keloidal
dan zat-zat lainnya yang terbagi secara halus sekali merupakan
suatu cara yang lain untuk membantu sedimentasi. Pembutiran secara mekanis dapat memperbaiki dayaguna sedimentasi namun
nilai ekonomis pembenahan
yang demikian masih
belum pasti, kecuali dalam hal dimana
isi limbah itu mempunyai susunan sedemikian rupanya seperti pembutiran dari zat-zat yang sangat terurai.
Dalam proses ini limbah dikocok sekuat-kuatnya oleh dayung-dayung pemutar dan sebagai hasilnya zat-zat yang
terbagi-bagi sangat halus itu menggumpal menjadi
gumpalan-gumpalan (agragates) yang lebih besar yang mengendap
dengan lebih cepat. Karena zat-zat padat mengambang
yang dibuang dengan proses ini mengandung
kadar zat organik yang tinggi, pembutiran juga mengarah keterjadinya pengurangan dalam BOD dan memberi aliran
yang lebih baik sebagaimana dinilai
oleh ujicoba-ujicoba BOD,
nilai permangan 4 jam dan
nitrogen albuminoid. Pada umumnya, dengan bantuan pembutiran, sebuah selokan yang kira-kira
20% lebih dari pada selokan yang diperoleh dari sedimentasi biasa dapat dihasilkan tetapi dengan biaya ekstra.
Pada pengentalan secara kimiawi, beberapa jenis zat kimia ditambahkan
ke dalam limbah untuk membentuk lapisan
endapan yang membutir yang tidak dapat dicairkan
yang menyerap dan menenggelamkan beberapa
dari zat-zat mengambang
dan zat keloidal. Kapur, sulfat besi, sulfat yang mengandung besi, chlorida besi dan (ferric) besi adalah beberapa
dari zat-zat kimia yang
dipergunakan. Biasanya yang dipergunakan
adalah zat kimia yang paling murah
(ekonomis). Penyesuaian pH kadang-kadang perlu untuk mendapatkan tingkat pengentalan yang paling tinggi.
Apabila pembutiran berlaku secara kimiawi, maka benda-benda padat limbah pada umumnya mengendap
dengan cepat, lebih banyak
benda mengambang dapat dibuang,
dan pada gilirannya lebih banyak menghasilkan
endapan lumpur dari pada dalam sedimentasi sederhana. Namun, endapan lumpur secara kimiawi dapat dicernakan
secara lebih cepat.
Penurunan BOD oleh pembenahan
secara kimiawi
dapat
berada setinggi 65% apabila dibandingkan
dengan
penurunan
35 sampai
40%
dari
sedimentasi yang sederhana. Sedikit penurunan dari pada benda-benda padat larut
terjadi, sedangkan pembuangan bahan-bahan keloidal tidaklah sempurna
(lengkap). Jadi, metode ini berlaku
sebagai pembenahan selingan antara penyelesaian
yang utama dan pembenahan yang lengkap dan seringkali
berguna apabila terdapat terlalu
banyak beban pada saringan- saringan
atau unit-unit pembenahan lainnya. Pembenahan secara
kimiawi dapat merupakan pertolongan besar apabila limbah kota mengandung banyak bagian-bagian
yang mengandung sampah industri.
Pembenahan pendahuluan terhadap sampah perdagangan sebelum bercampur dengan sampah biasa sering dianggap perlu.
- Metode Penangan Limbah Diluar Negeri
1. 1.
Saringan Pasir, Berselang-seling (Bersusun-susun)
Di saringan pasir
berselang-seling limbah
dicegat pada
bedeng-bedeng yang dibuat secara
khusus terdiri dari tanah yang
sebagian terbesar dari pasir, setelah lapisan tanah di permukaan dibuang. Saluran-saluran demikian
sering kali kurang terkuras meskipun
hal ini tidak mutlak dibutuhkan. Tingkat penggunaan air limbah berbeda-beda dari 30.000 gallon sampai
100,000 gallon per acre (0.4646 ha) per hari, tetapi dapat ditingkatkan pada
air limbah yang diatur secara baik.
Air limbah dialirkan secara
berselang-seling, sambil memberikan
waktu-waktu istirahat diantara dosis
yang berturut- turut. Apabila terdapat
tanah berpasir yang cocok, proses ini adalah yang paling efisien.
Pembuangan benda pedal yang mengambang dan
organik dapat mencapai setinggi 90 sampai
98%, zat yang
dapat dibusukkan dioksidasi oleh
aktivitas bakteri diruangan kosong di dalam tanah. Penurunan
BOD biasanya melampaui 90%; penurunan bakteri adalah dalam
urutan 95%. Beberapa
nitrifikasi
terjadi pula
yang mengahasilkan air selokan yang stabil yang berkadar
kekeruhan dan warna yang rendah
serta tampaknya
berkilauan dibandingkan dengan air selokan
lain.Diantara beberapa keuntungan dari metode
ini dapat disebutkan, kesederhanaan
dalam operasi, kebutuhan-kebutuhan
pokok yang lebih kecil, secara komparatif
(perbandingan) bebas dari serangga dan bau dan alirannya pun mempunyai mutu yang sangat baik. Pada umumnya pembenahan pendahuluan air limbah dengan sedimentasi diperlukan sebelum penyaringan.
1.2.
Saluran-Saluran Penghubung
Saluran-saluran penghubung hanyalah merupakan kenangan
sejarah dan pengunaannya telah
diganti oleh saringan halus yang
lebih berdayaguna. Saluran-saluran yang sedang dalam operasi berisi penuh untuk suatu waktu, kemudian dikosongkan dan dibiarkan diem menganggur untuk selama 3 sampai 6 jam. Sedimentasi berlangsung di ruang-ruang diantara batu-batu yang merupakan saluran-saluran itu dan beberapa
dari zat-zat keloidal dibuang karena kaitan mereka dengan lapisan
bakteri yang menyerupai agar-agar itu diatas batu-batu
tersebut.
Pada masa senggang,
benda-benda padat yang tertinggal di dalam
saluran-saluran tersebut mengalami
oksidasi. Saluran-saluran penghubung pada umumnya tidak menghasilkan selokan-selokan yang sangat memuaskan,
secara bertahap menjadi tersumbat dan mungkin sekali membutuhkan penggantian atau pembersihan
dari medium (zat-zat perantara) yang berhubungan
dengannya.
1.3.
Saringan-saringan Menetes
Saringan yang menetes pada
dasarnya merupakan sebuah saluran
buatan yang terbuat dari bahan-bahan kasar, atau ditempatkan dalam
tangki baton, padat, disusun dengan baik, atau ditempatkan dalam tangki beton yang dangkal, di atas mana air
limbah itu disemprotkan. Air limbah
itu
menetes ke bawah melalui
saringan dalam
bentuk selaput tipis di atas daerah permukaan medium penyaring yang berhubungan dengan
udara.
Bahan saringan haruslah
terpilih dengan baik, biasanya kira-kira
11/2 "sampai 3"
tetapi meningkat menjadi "4" sampai 6",
untuk bagian bawah lapisan yang kira-kira satu
kaki tebalnya. Dapat terdiri dari batu yang diremukkan, kerikil, kerak logam atau
batu bata. Batu, granit,
batu quartz dan kerak logam cocok sekali
untuk keperluan ini tetapi
batu kapur adalah tidak cocok. Apapun bahannya,
ia harus sehat, keras dan paling baik bermukaan
yang kasar, bersih dan tidak berdebu,
berpasir, berlapiskan tanah list dan bahan-bahan halus lainnya. Ia tidak dapat menjadi lapuk entah karena pecah atau ambruk dan pada dasarnya harus cukup sehat
dan kuat sebagaimana ditentukan oleh ujicoba kekuatan
sodium sulfat yang dipercepat.
Bahan-bahan tersebut haruslah diletakkan pada kedudukannya dengan hati -
hati, sambil menghindarkan potongan-potongan yang
terlalu kecil. Saluran pembuangan
bawah (rembesan) yang cocok disediakan yang bukan saja mengalirkan aliran ketika ia mencapai bagian bawah saringan,
tetapi juga membantu sirkulasi udara keseluruh alat- alat (medium) saringan. Sebuah lantai beton menunjang saluran pembuangan bawah (rembesan)
dan alat-alat saringan. Kedalaman
alat-alat saringan berbeda-beda sangat luas, tetap biasanya adalah dari 4 sampai 6 kaki dalam praktek normal. Pada saringan-saringan
yang lebih dalam, kesukaran dapat
timbul karena kekurangan ventilasi
dan pengumpulan di permukaan paling atas, karena kedalaman yang bertambah membutuhkan ukuran-
ukuran permukaan yang lebih luas.
Ventilasi yang dipaksakan dapat
saja mengizinkan kedalaman yang lebih besar dan ukuran permukaan yang lebih luas,
dengan demikian mengurangi luas permukaan saringan, tetapi
penambahan kedalam
akan menghasilkan kerugian-kerugian utama pada saringan.
Air limbah disalurkan di atas permukaan
saringan melalui ujung pipa penyemprot atau alat semprot berputar
"reaction-jet". Alat semprot berputar
merupakan alat semprot
yang paling umum digunakan pada masa sekarang
dan hal ini membutuhkan saluran- saluran yang bundar, dengan diameter yang lebih besar tidak lebih dari 150
sampai 200 untuk saringan-saringan
yang terbesar. Alat-alat pembagi yang berputar-putar itu terdiri dari pipa-pipa yang diberi lubang
pada satu sisi, dari mana air limbah
itu mengalir melalui pancaran horizontal. Alat-alat itu biasanya
berputar dengan reaksi pancaran.
Kira-kira dua sampai enam minggu setelah saluran-saluran itu beroperasi, sebuah selokan yang memuaskan mulai muncul.
Jangka waktu ini dapat disebut
"masa pendewasaan" saringan tersebut.
Dengan suhu yang lebih tinggi, jangka waktu itu dapat lebih dipersingkat.
Karena itulah, amatlah diinginkan pemasangan saringan-saringan
tersebut dilaksanakan selama musin
panas.
Dengan jenis saringan halus yang terdahulu yang
disebut "ukuran rendah" atau saringan konvensional, beban-beban untuk
pembenahan secara memuaskan adalah dalam urutan dari 2 sampai 3 juta ganon setiap hari, per acre luas permukaan, dengan ukuran yang lebih tinggi; untuk iklim
yang lebih panas. Dalam jenis saringan
halus seperti ini, biasanya kira-kira
5 sampai 6 kaki dalamnya,
air limbah dialirkan melalui saluran saringan hanya sekali dan bakteri hanya mempunyai waktu yang secara bersamaan sesuai dan terbatas untuk bereaksi
atau zat-zat organik. Untuk menyediakan lebih banyak waktu, kedalaman
haruslah ditambah
namun hal ini mempunyai
kerugian, seperti peredaran udara dan penumpukan
yang tidak memadai di atas permukaan. Bahkan dengan penambahan kedalaman saluran
dari tingkat efisiensi pembenahan yang memuaskan tidak dapat meningkat dengan secara mendasar. Karena itulah,
saringan-saringan halus tingkat tinggi telah diperkembangkan sejajar dengan kapasitas
yang lebih besar, kedua-duanya
untuk ukuran maupun saluran
pembuangan-bawah (rembesan). Di antara keuntungan- keuntungan
pembangunan ini dapat disebutkan
penurunan secara mendasar luas tanah saringan yang mengakibatkan biaya disederhanakan dalam
operasi, daya-tahan terhadap beban-beban yang tak terduga dan
biaya operasi yang relatif murah dibandingkan dengan saringan-saringan
konvensional. Suatu pengawasan atas mutu kandungan
selokan dianggap mungkin.
Keuntungan-keuntungan lainnya termasuk bebas mengumpul air dan suatu
pengurangan
bau
serta
gangguan
alat saringan.
Daya-guna sarana-saringan demikian tergantung
pada pengaliran kembali ke dalam saringan air selokan yang telah
dibenahi; perbandingan pengaliran kembali tergantung pada tingkat pembenahan yang diinginkan.
Operasi dua-tahap bisa
dipilih
kembali apabila dibutuhkan pembenahan
tingkat tinggi. Pada semua jenis
saringan berkapasitas tinggi yang berlainan, pengaliran kembali meninggikan
sedikit biaya operasi, tetapi karena besar sarana saluran
saringan sangat berkutang, maka penghematan yang mendasar dalam
biaya-biaya pembangunan saluran itu menghasilkan penurunan dalam keseluruhan
pembiayaan.
Saringan-saringan yang menetes dapat disebut "saringan-saringan biologis" disebabkan oleh
sifat dan perubahan-perubahan zat yang dihasilkan olehnya, namun istilah saringan merupakan
pemberian nama yang salah oleh karena pembenahan
yang tercapai sebagian baser dihasilkan oleh zat-zat biologis
dan, bukan oleh proses-proses
fisik dari penyaringan yang memberikan saringan itu ciri yang wajar. Saringan-saringan yang menetes secara tepat dapat dianggap sebagai suatu perkembangan, atas dasar skate yang ditingkatkan,
dari pembenahan
tanah,
takaran
yang diberikan pada saringan beberapa kali lebih besar
daripada yang dimungkinkan di atas tanah bahkan di bawah
kondisi-kondisi yang terbaik.
Selokan-akhir yang berasal dari sarana saringan yang menetes berisi benda-benda yang mengambang yang telah dibersihkan dari alat-alat penyaring dan membutuhkan penyelesaian yang berdaya guna. Sebenarnya
dayaguna keseluruhan instalasi saringan yang menetes
tergantung sebagian pada efisiensi penyelesaian akhir.Dengan perhatian cukup pada beban dan perencanaan
tangki sedimentasi, sebuah selokan
yang benar-benar baik dapat diperolah
baik dari saringan-saringan konvensional, maupun dari saringan- saringan berkwalitas tinggi, meskipun secara teoritis
tidak mungkin bagi sebuah
saringan yang menetes untuk membuang 100% kotoran-kotoran organik. Pada rata-rata limbah kota, suatu kombinasi dari pembenahan
pendahuluan, saringan yang menetes dengan
penyelesaian akhir dapat mencapai secara
keseluruhan penurunan BOD yang berkisar antara 65 sampai 95%. Secara normal tingkat
pembenahan yang lebih tinggi dapat dicapai dengan saringan yang
konvensional yang berkwalitas rendah ; pengaliran kembali atau saringan-dua-tahap menjadi penting untuk mencapai
hasil-hasil
yang
sama dengan apabila saringan berkwalitas tinggi
digunakan. Dayaguna saringan yang menetas
berbeda-beda dalam suhu dan secara mendasar menurun pada suhu di bawah 65°K.
Namun, penyaringan
demikian dapat, berbeda-beda sesuai
dengan kebutuhan dan kondisi-kondisi yang berlainan dan untuk menghasilkan suatu selokan menengah dalam mutu di antara pembenahan utama dengan pembenahan tambahan yang hampir lengkap
mencakup nitrifikasi. Pembenahan
dua-tahap haruslah digunakan untuk air limbah
yang kuat apabila yang diinginkan adalah selokan-selokan yang sangat baik.
Dibandingkan dengan metode pengolahan alternatif seperti proses pengendapan lumpur yang dipergiat, metode
pembenahan dengan saringan yang menetes
mempunyai
beberapa keuntungan yang penting. la menghasilkan biaya operasi yang rendah, membutuhkan sedikit pengawasan teknis, bekerja dengan baik
dengan beban yang turun naik secara
luas, sangat cocok untuk air limbah yang kuat yang mungkin mengandung sampah-sampah industri dan ia mampu
memberikan selokan akhir dengan nitrifikasi yang
tinggi bahkan apabila terdapat sampah
perdagangan di dalamnya. Di antara kelemahan- kelemahan dapat disebut kerugian utama yang
terbilang besar dan kebutuhan pemompaan untuk pengaliran kembali (resirkulasi). Secara keseluruhan,
saringan yang menetes merupakan
sistem pembenahan secara aerobik biologis
yang paling luas digunakan.
Metode ini secara tetap telah disukai
sejak pemunculannya pada kira-kira
1893 dan kini diakui sebagai metode dasar bagi pembenahan tambahan. Perkembangan jenis-jenis tingkat tinggi dan dengan diperkenalkannya
pengaliran kembali telah meningkatkan
penyusunan metode
pembenahan ini pada kebutuhan-kebutuhan dan kondisi yang
berlain-lainan dan sangat meninggikan kepopulerannya.
1.4. Proses
Penggiatan Pengendapan Lumpur
Untuk mengatakannya secara sederhana, di dalam
proses penggiatan pengendapan lumpur suatu volume udara ditiupkan atau disebarkan ke dalam air limbah untuk mengoksidasi zat-zat organik. Peredaran udara suatu bahan organik yang secara biologis
dapat diturunkan derajatnya apabila diteruskan jangka waktu yang cukup panjang mengakibatkan pembentukan gumpalan benda padat dan jasad-jasad renik yang aktif. Suatu bagian tertentu dari gumpalan bahan yang aktif ini, disebut "endapan lumpur yang dipergiat", dikembalikan dari tangki penyelesaian akhir
untuk dicampurkan
dengan air limbah yang baru agar supaya kegiatan bakteri
meningkat.
Bakteri menyebabkan
proses oksidasi, sementara paradaran
udara buatan menyediakan oksigen yang
dibutuhkan dan juga menghasilkan
agitasi yang memadai untuk memutarkan endapan lumpur itu melalui
air limbah dan mencegahnya sebelum meninggalkan tangki-tangki peranginan. Perlu dimasukkan cukup udara untuk mengatur perputaran gumpalan secara terus menerus dan mencegahnya mengendap sebelum
air limbah itu mencapai
tangki endapan terakhir. Hal ini membutuhkan persediaan udara yang lebih banyak daripada yang sesungguhnya diperlukan
sebagai persediaan oksigen untuk oksidasi, semata-mata untuk tujuan agitasi saja. Keadaan ini
membuat
proses itu menjadi agak mahal. Kira - kira sebanyak 1,5 sampai 2 kaki kubik udara dibutuhkan
untuk satu gallon air limbah, tergantung pada kekuatannya.
Pembenahan
dalam proses ini mengikuti suatu
cara yang pada dasarnya sama dengan
apa yang terjadi pada saringan yang menetes, langkah-langkah yang berbeda-beda
berupa (a) pengentalan dan penggumpalan,
(b) oksidasi zat-zat arang dan
akhirnya (c) oksidasi nitrogen amoniak
menjadi nitrit. Satu-satunya perbedaan yang timbul dari kenyataan bahwa nitrifikasi
adalah lebih sukar dilaksanakan dengan endapan lumpur yang dipergiat dari
pada
dengan saringan-saringan yang menetes, terutama pada air limbah yang kuat dan berasal dari industri. Apabila dicoba, biasanya ia jauh lebih mahal.
Adalah sangat penting sekali untuk memastikan
hubungan yang erat (mesra) antara
endapan lumpur yang dipergiat dan air
limbah pada waktu peranginan. Udara dipergunakan sebagai perantara untuk menghasilkan
agitasi yang dibutuhkan. Semenjak penggunaan
udara adalah salah
satu dari bagian-bagian terbesar
pembiayaan dalam proses ini, maka proses-proses yang berlain-lainan
untuk penyediaan udara telah dikembangkan
dengan tujuan untuk mengurangi
kebutuhan akan udara itu. "Sistem
pemancaran udara" memperkenalkan
saringan bertekanan udara, yang digelembungkan dengan cara mempergunakan ubin-ubin
berlobang halus dengan mencampur
air limbah dan endapan lumpur yang
digiatkan di dalam tangki-tangki
peranginan. Pada "sistem peredaran udara permukaan simplex",
peredaran udara diakibatkan oleh
perputaran "kerucut-kerucut" peredaran udara atau perangsang aliran
yang menyebarkan air timbah melewati
permukan tangki sehingga menimbulkan gangguan pada alat itu sendiri. Pada
"sistem sikat Kessener",
peredaran
udara
dan perputaran dirangsang oleh perputaran
keras sikat-sikat baja anti karat yang terulur,
yang dipasang sepanjang tangki pada kira- kira
setinggi permukaan air tetapi sebagian
terendam lain air limbah di dalam tangki
peredaran udara. Apabila sikat-sikat itu berputar akan menyebarkan air limbah
ke udara berupa gelembung-gelembung kecil yang berhubungan dengan oksigen di udara. Metode ini tidak
membutuhkan alat-alat
penyembur,
kompressor, ubin-ubin
atau pompa dan hanya membutuhkan
sedikit tenaga untuk memutarkan sikat-sikat itu. Jenis-jenis lain daripada metode peredaran udara seperti "sistem
bioeration Sheffield" telah dipergunakan dengan berhasil. Sebagaimana telah dikatakan sebelumnya, sejumlah besar udara yang digunakan dalam instalasi penggiatan pengendapan lumpur tidaklah dibutuhkan
untuk mengoksidasi zat-zat
organik, melainkan digunakan untuk memelihara
benda-benda padat di dalam air
limbah supaya tetap mengambang sehingga mereka tidak akan
mengendap dalam tangki peredaran udara. Untuk
membuat
proses
itu
lebih
hemat, penting untuk mengurangi penggunaan udara sebagai alat agitasi semata-
mata. Salah satu alat yang terkenal untuk mencapai hal ini telah dikembangkan oleh Dr. Kart Imhoff.
Dalam metode ini suatu deretan roda-dayung berputar memelihara
secara cukup agitasi untuk menjaga supaya
benda padat tetap mengambang
dan sebagai akibatnya
hanya sejumlah sedikit udara
yang tertekan, suatu
bagian kecil dari satu kaki kubik air limbah
per gallon, perlu ditambahkan untuk menghasilkan kebutuhan oksigen saja.
Dengan instalasi penggiatan pengendapan lumpur
yang dirancang dengan wajar dan dijalankan dengan hati-hati, suatu tingkat daya-guna
yang tinggi dalam pembenahan
dapat dihasilkan. Pembuangan dari 90 sampai 95% benda padat mengambang
dan 85 sampai 95% penurunan pada BOD
adalah benar-benar biasa, namun biaya
operasinya adalah relatif tinggi.
Sejumlah peralatan mekanis yang cukup
besar
dibutuhkan
sedangkan karyawan pemeliharaan yang
ahli mutlak dipertukan/lnstalasi tersebut agak peka terhadap
beban yang tak terduga, sejumlah besar lumpur yang mengandung cairan (lembab) yang tinggi dihasilkan sedangkan
nitrifikasi
air limbah tidak dilaksanakan
secara normal pada instalasi-instalasi ini karena alasan-alasan
ekonomis. Proses itu khususnya menarik perhatian pada tempat di mana tanah sangat langka.
1.5. Kolam-Kolam Oksidasi
Kolam-kolam atau danau-danau oksidasi merupakan kolam-kolam buatan
yang dangkal di mana limbah dibiarkan terbuka pada permukaan yang luas. Oksigen yang berasal dari
atmosfir dilarutkan diatas permukaan ini dan dipergunakan oleh bakteri
aerobik selama oksidasi biologis.
Kolam-kolam pun menerima oksigen melalui aktivitas- aktivitas biologis dan
photosynthesis. Kolam-kolam
ini bersifat sangat aerobik; meskipun
diadakan usaha-usaha untuk menjaga agar
sistemnya tetap aerobik, namun masih ada
daerah-daerah yang bersifat anaerobik.
Baik limbah yang baru baik yang telah mengendap dapat dibenahi secara berhasil
dalam kolam-kolam oksidasi. Apabila direncanakan dengan wajar, kolam-kolam ini hanya membutuhkan
sedikit penanganan dengan demikian menghasilkan selokan-selokan
yang stabil
yang mengandung beberapa
jenis nitrat dan memiliki BOD yang rendah.
Pemenuhan (kebutuhan) BOD sebagian berasal dari aksi bakteri yang mempergunakan
oksigen yang dilarutkan dari
atmosfir sedangkan prosesnya
ditunjang oleh ikut campurnya
(intervensi) ganggang yang memperolah
energinya dari sinar matahari.
Pengeluaran oksigen oleh ganggang menambah
oksigen atmosfir. Hancurnya
zat-zat organik menjadi karbon dioksida
dan amoniak, oleh perbuatan bakteri
yang terjadi pada tahap-tahap permulaan dan mengakibatkan kekosongan oksigen larut,
diikuti oleh tumbuhnya ganggang. Ganggang
itu menghisap karbon dioksida
dan melepaskan oksigen, kenaikan jumlah oksigen larut ber1angsung disebabkan
oleh photosynthesis. Di kolam-kolam
dangkal dengan permukaan-permukaan yang luas yang dibiarkan terbuka terhadap gerakan angin, peredaran
udara permukaan memegang peranan
yang berarti dengan cara membantu penyerapan
oksigen dari udara ketika kolam tersebut sedang mengalami kekurangan oksigen. Demikian pula,
pada malam hari ketika ganggang membutuhkan
peradaran udara oksigen
dapat menyediakan oksigen yang dibutuhkan dan
tetap memelihara sistem
aerobik. Sementara ganggang secara pasti bertanggungjawab dalam menjaga kolam oksidasi
tetap aerobik, peredaran
udara seluruhnya merupakan
hasil daripada gabungan dari peredaran udara permukaan dan tindakan mikrobial.
Seringkali, kolam-kolam oksidasi adalah cukup besar untuk bertindak sebagai
tangki-tangki sedimentasi sekaligus.
Benda padat yang lamban dan banyak jasad-jasad renik mengendap di dalam kolam-kolam dan tidak mengalir keluar bersama dengan air selokan. Pengendapan benda-benda padat yang lamban yang secara biologis tidak dapat
dimetaboliskan mengurangi kapasitas kolam dan membutuhkan pengerukan untuk mengembalikan
volume aslinya.
Banyak yang diketahui tentang kriteria
perencanaan
kolam-kolam
oksidasi, namun pada rencana-rencana yang luas jalan harus ditempuh untuk menuntun
percobaan- percobaan skate instalasi
sebelum suatu rencana yang memuaskan dapat dikembangkan.
Kolam-kolam dengan BOD per acre per hari merupakan
kriteria
perencanaan
yang
umum; tingkatan
saat ini yakni 20 sampai 30 Ibs per acre per hari ditingkatkan menjadi 50 Ibs dalam kondisi-kondisi yang sesuai. Beban - beban setinggi 90 Ibs BOD per acre telah dimungkinkan dalam beberapa
kasus.
Kedalaman dari 3 sampai 4 kaki adalah umum, meskipun kolam
yang jauh lebih dalam talah digunakan dengan berhasil. Kedalaman yang agak kurang mendorong
pertumbuhan tumbuhan air yang tidak diinginkan
kedalaman yang lebih besar dapat
mangakibatkan kondisi pembusukan pada tingkatan-tingkatan yang
lebih rendah.
Kolam-kolam
oksidasi membutuhkan selokan-selokan yang secara biologis stabil dan hampir jenuh dengan oksigen. Penguapan sebagain cairan dan nyaringan mengurangi
jumlah air selokan secara berarti. Kolam-kolam itu digunakan juga sebagai kolam-kolam
perataan dan menyerap fluktuasi
yang capat dalam
jumlah aliran dan mutu air selokan. Dalam hal keadaan menguntungkan biaya permulaan yang rendah disertai
pemeliharaan yang serba
kecil membuat cara
ini sangat ekonomis.
Kolam-kolam demikian
adalah sangat cocok bagi kota-kota kecil di
mana
tersedia areal-areal tanah yang luas dan cocok,
meskipun ada juga contoh-contoh penggunaan cara ini oleh kota-kota yang
sangat besar yang berhasil dengan baik. Kolam oksidasi pun dapat digunakan bersama-sama
dengan proses - proses pembenahan
secara biologis konvensional apabila
yang diinginkan adalah selokan akhir yang lebih baik. Kolam-kolam
oksidasi ini juga dipergunakan bersama - sama
dengan rencana-rencana irigasi air limbah.
1.6. Irigasi
Air Limbah
Pembenahan dan pembuangan air limbah di atas
tanah merupakan salah satu cara yang tertua ; di sini pembuangan air
limbah
dapat digabungkan dengan bercocok
tanam. lrigasi air limbah atau pertanian limbah
berbeda dengan penggunaan saringan pasir berselang-seling atau (bersusun) dalam penggunaan air limbah dengan giat, maka metode penyiapan daerah-daerah
di mana air limbah itu akan disebarkan dan menurut kenyataannya, dalam pertanian air limbah. Bercocok tanam yang berhasil merupakan
pertimbangan tambahan. Lepas dari perbedaan
- bedaan ini, perubahan-perubahan yang dihasilkan karena
adanya penyaringan air limbah oleh
proses penyaringan pasir berselang-seling atau karena perjalanannya melalui lubang-lubang tanah, sebagaimana
halnya pada pertanian air limbah, adalah sama.
Pada irigasi air limbah, pembenahan sampah dan pembuangan akhirnya digabungkan di dalam satu operasi. Air limbah yang mengalir di atas daerah-daerah tanah luas dengan penyaringannya
melalui tanah secara bertahap mengalami oksidasi oleh bakteri tanah menjadi hasil-hasil akhir yang tidak berbahaya dalam kehadiran udara tanah. Pembenahan pendahuluan air limbah secara
seksama pada
umumnya tidak
diadakan; pembenahan demikian terbatas pada penyaringan sederhana dan sedimentasi
sebagian-sebagian.
Air limbah yang masih baru (kasar) mengandung nilai penyubur yang cukup;
pembenahan tambahan pada air limbah dapat mengurangi
nilai ini sampai suatu tingkat namun tidak
ditentukan. Tanah yang berpori-pori,
lempung dan lempung berpasir sangat cocok untuk cara ini dan haruslah didahulukan bila saja keadaan memungkinkannya,
meskipun tidak terdapat tanah-tanah
pertanian normal yang seluruhnya tidak cocok untuk irigasi air limbah. Areal
tanah yang dibutuhkan untuk cara pembenahan yang disertai pembuangan air limbah tergantung pada sejumlah
faktor seperti sifat tanah,
jenis
tanaman yang ditanam, musim dan iklim.
2.
PEMBUANGAN DENGAN PENGENCERAN
Pembuangan air limbah dengan cara pengenceran adalah pembuangan limbah
yang masih baru atau melalui selokan yang berasal dari
instalasi pembenahan ke dalam batang air yang cukup luas untuk mencegah gangguannya terhadap panca indera dan
untuk menghindarkan bahaya terhadap
kesehatan umum. Cara ini terutama dipergunakan di mana kota-kota pedalaman
terletak, ditepi-tepi sungai-sungai besar atau danau-danau atau untuk kota-kota pesisir dan yang lain - lainnya
yang terletak di kuala-kuala, pasang surut, anak-anak sungai atau dekat taut terbuka.
Sering benar, dibawah keadaan-keadaan yang sangat menguntungkan limbah baru dapat dihilangkan dengan cara ini dan tidak dibutuhkan sesuatu
pembenahan di
luar pembuangan benda-benda
terapung yang merusak pemandangan.
Akan tetapi sebelum memilih cara pengenceran
sebagai metode pembuangan,
suatu penelitian yang berhati-hati haruslah diadakan mengenai
sifat
- sifat khas limbah atau selokan
dan sifat, banyaknya dan gerak-gerik batang air di mana air
limbah atau selokan itu akan dialirkan. Penelitian demikian harus meliputi tindakan terhadap kwantitas air atau pembuangan-pembuangan yang tersedia pada musim-musim
yang berbeda-beda selama tahun yang bersangkutan, khususnya
selama musim panas,
sedangkan analisa-analisa tentang air pengencer untuk menentukan
apakah pernah terjadi pencemaran sebelumnya dan terutama
sekali untuk menentukan oksigen larut yang tersedia. Suatu penelitian,
hidrografis haruslah dilakukan
untuk menentukan pengaturan aliran-aliran air itu. Kecepatan
dan arah arus yang lazim serta akibat-akibat dari angin dan pasang surut harus diperhatikan. Lokasi tempat-tempat dangkal, pulau-pulau dan
belokan-belokan air harus dipetakan. Dimana limbah dialirkan ke dalam air pasang surut,
arah arus diteliti sebaik-baiknya, bukan saja untuk menemukan
titik pembuangan tetapi untuk menjaga agar tidak terdapat kemungkinan bahwa limbah itu akan disapu
kembali bersama dengan aliran pasang
surut.
Satu-satunya kondisi yang amat diperlukan mengenai pembuangan yang memuaskan dengan
cara pengenceran ialah kemungkinan
tidak akan gagalnya penyebaran yang sempurna limbah
itu diperairan penampung. Arus-arus yang cepat merupakan bantuan yang besar untuk menjamin penyebaran itu sebagaimana juga terjadi dalam pencegahan sedimentasi
dan
dalam memungkinkan pengangkutan yang cepat
(dari) air yang bercampur limbah ke tempat
yang jauh dari tempat pemukiman,
sebelum pembusukan mulai berkembang.
Pembuangan ke dalam perairan–perairan pasang
surut nampaknya mungkin menarik
pada pandangan pertama, namun
anggapan dulu bahwa zat-zat pencemar
itu terbawa arus ke laut bersama dengan air suru dan
tidak akan kembali dengan arus pasang yang berikut tidak ditunjang oleh
fakta–fakta dan bertentangan dengan pengalaman
yang sebenarnya dalam banyak situasi. Lagipula,
pencapuran yang menyeluruh air dan limbah yang sangat penting itu jarang sekali terjadi
dengan sempurna, disebabkan karena sifat–sifat aneh surutnya air laut dan arus aliran–aliran,
pasang surut serta perbedaan kepadatan–kepadatan dari suhu–suhu air tawar
dengan air laut.
Seiring
benar, tercipta suatu
daerah perairan yang
tercemar atau kehabisan oksigen yang merupakan
suatu kesulitan dan mengganggu
tata kehidupan ikan. Ikan
dapat bertahan sedikit terhadap pencemaran apabila terdapat cukup oksigen larut namunakan terbunuh
oleh zat–zat yang sama apabila
terjadi kekurangan oksigen .
Limbah baru, apabila dialirkan
ke dalam air untuk dibuang cara pengenceran,
haruslah sesegar mungkin dan lebih
disukai apabila bebas dari benda mengembang dan benda–benda padat
yang cepat mengalami sedimentasi.
Namun pembenahan pendahuluan,
seringkali diperlukan untuk membuang benda–benda padat yang mengganggu, meskipun tingkat pembenahan
tersebut tergantung pada tingkat
pengeceran dan penyebaran yang akan diperoleh. Apabila aliran airnya memadai, hanya pembenahan tersebut tergantung pada tingkat
pengeceran dan penyebaran yang akan di perolehnya. Apabila aliran airnya memadai,
hanya pembenahan yang paling mendasar
yang mungkin diperlukan. Di
lain pihak, apabila
pengeceran tidak mencukupi sedangkan
kondisi– kondisi lainnya tidak menguntungkan, sutau tingkat pembenahan tergantung pada kondisi–kondisi
lainnya tidak menguntungkan, suatu tingkat
pembenahan tergantung pada kondisi
– kondisi lainnya
tidak menguntungkan, suatu tingkat pembenahan tergantung pada kondisi–kondisi setempat diperlukan.
Apabila benda–benda yang mengambangkan
tidak dibuang secara lengkap sedimensi
dapat terjadi apabila kecepatan turun di bawah satu kaki per
detik.
Standar (ukuran) umum selokan untuk limbah
yang dialirkan ke dalam aliran- aliran air untuk pembuangan akhir dengan
cara pengenceran adalah :
(a) BOD selama
5 hari pads suhu 20°C tidak boleh melebihi
20 mg/l; dan
(b) Kandungan zat mengambangnya tidak
boleh lebih daripada 38 mg/l.
Pembenahan sampai pada tingkat ini pada umumnya
disebut sebagai pembenahan tambahan. Standar-standar ini hanya diterapkan apabila pengenceran adalah
sekurang- kurangnya delapan kali lipat sedangkan BOD air penampung
setelah pembuangan pada selokan limbah tidak lebih dari 4 mg/l. Batas
angka BOD standar ini; di sini ia
dianggap bahwa perairan-perairan penampung pada umumnya telah dicemari sampai sebesar 2 mgll BOD, bahkan sebelum dialirkannya aliran-aliran limbah ke dalamnya.
Apabila arus air melampaui 150 kali volume selokan limbah namun kurang dari
300 kali, maka
standar BOD dapat jatuh sama sekali
sedangkan standar zat yang mengambang dapat menurun menjadi 60 mg/l. Dengan pengenceran yang berkisar antara
300 dan 500 kali isi selokan, maka standar zat padat mengambang
selanjutnya menurun hingga 100 mg/l. Tidak terdapat standar-standar khusus yang dianggap penting apabila pengenceran melampaui 500 kali isi selokan. Malahan dalm keadaan demikian pembuangan pasir,
tinja, kertas dan
lain-lain zat mengambang dianggap sangat diinginkan.
Standar-standar pelengkap
akhir-akhir ini telah dianjurkan untuk selokan limbah
yang dialirkan ke dalam aliran-aliran air bahkan apabila mereka hanya dipergunakan
untuk keperluan yang
terbatas seperti perikanan tak
resmi, navigasi dan
penarikan kembali air untuk
kebutuhan-kebutuhan
industri
apalagi
untuk kebutuhan-kebutuhan untuk mandi dan air minum. Standar-standar demikian menyatakan bahwa
selokan itu harus lulus ujicoba stabilitas "methylene biru" dan juga mengandung tidak kurang dari ppm
nitrat yang dinyatakan sebagai N.
Dalam hal selokan-selokan mengandung sampah perdagangan dan terjadi sedikit sekali pengenceran oleh air bersih, maka stabilitas sesuatu selokan yang mengalir
ke dalam aliran-aliran air demikian adalah sama pentingnya
dengan ujicoba BOD ataupun
ujicoba terhadap zat padat mengambang.
Perlunya mengikutsertakan
ujicoba stabilitas sekarang pada umumnya
diakui dan sudah ditinjau bahwa
selokan-selokan yang berasal dari instalasi endapan
lumpur yang digiatkan, bahkan
bila sesuai dengan
standar-standar BOD
dan zat-zat
padat mengambang, dapat saja gagal untuk memenuhi ujicoba
stabilitas. Kemampuan suatu sungai untuk mempertahankan kondisi aerobik sangat tergantung
pada kestabilan selokan yang dibuang ke dalam perairannya; pada saat yang sama kehadiran nitrat memperlambat
penurunan potensi redoks pada tingkat
dimana sulfide hidrogen
dihasilkan. Kadar nitrat yang tinggi terlihat dalam banyak selokan saringan menetes; dipihak lain, instalasi
pengendapan lumpur yang digiatkan
yang dijalankan sebagaimana biasa membutuhkan selokan-selokan yang meskipun
aliran yang dibersihkan dengan baik untuk memenuhi stendar BOD dan stendar benda padat mengambang, dengan
demikian
dapat pula mengandung kira-kira 10 mg/l atau lebih nitrogen amoniak
dan sedikit atau sama sekali
tidak nitrat. Amoniak, meskipun dalam jumlah kecil
beracun untuk ikan; begitupula oksidasi amoniak menjadi
nitrat terjadi atas kerugian oksigen
yang larut ke dalam arus air. Selokan yang tidak dinitrifikasi yang mengalir ke dalam
arus kecil yang mempunyai
kadar pengenceran rendah,
oleh karena itu secara khusus tidak diinginkan.
Aliran-aliran yang berasal dari instalasi pengendapan lumpur yang tidak mengandung nitrit dan sedikit oksigen larut dan malahan cocok dengan ujicoba-ujicoba BOD dan zat padat
mengambang, cenderung
mengeluarkan bau busuk dalam
arus air kecil terutama pada
iklim yang lebih panas.
Sejauh ini kita
telah berurusan dengan aliran
air yang mungkin dapat dipergunakan secara terbatas seperti untuk perikanan, pelayaran dan penarikan air untuk
kebutuhan industri. Penggunaan aliran dan sungai secara luas biasanya dilakukan
dibanyak negara, terutama dinegara-negara yang kurang berkembang dan tropis. Pemandian, rekreasi
dan pengairan untuk ternak merupakan penggunaan yang paling umum hampir dimana-mana, namun yang lebih penting
lagi ialah bahwa di Timur, kebanyakan masyarakat yang bermukim di pematang sungai tergantung
pada sungai itu untuk
mendapatkan air
untuk diminum. Harus
ditekankan disini bahwa
selokan air limbah yang sesuai dengan slander umum masih tetap belum murni ditinjau dari sudut
bakteriologi dan mengandung sejumlah besar bakteri yang berasal dari dalam perut serta beberapa organisme penyebab penyakit.
Air sungai yang menampung aliran air meskipun yang telah
dibenahi dengan baik,
dengan demikian,
tidak aman sebagai sumber air minum manusia kecuali apabila air itu telah mengalami sterilisasi (pensuci-hamaan).
Bahkan untuk mandi sekalipun
sementara penerapan persyaratan (standar-standar) kolam
renang secara ketat tidak dapat dilaksanakan
dikebanyakan negara, tentulah sangat diharapkan
bahwa air pemandian yang
berasal dari
aliran-aliran air alamiah, sungai, danau dan muara sungai harus mempunyai mutu slander yang aman dari bakteri
dalam kaitannya dengan
"coli-aerogenes"
dan khususnya kepadatan bakteri streptokokus. Dengan demikian terlihatlah bahwa banyak hal organisme penyebab penyakit
haruslah dicegah
untuk tidak memasuki
air penampung untuk
menghindarkan penyebaran penyakit.
- Kesimpulan Dea Yudistira Risma
Dari pertimbangan-petimbangan
diatas ini dengan mudah dapat dilihat bagaimana terbatasnya penggunaan metode pengenceran
itu, sekurang-kurangnya sepanjang
hal tersebut ada kaitannya
dengan kota-kota dan kota-kota
besar di pedalaman. Secara
hampir tidak berbeda di sungai-sungai
India dan sering pula di sungai-sungai negara- negara tropis lainnya, adalah sukar untuk menemukan, kecuali menjelang muara mereka, kebutuhan minimum
akan
delapan kali lipat pengenceran yang dibutuhkan untuk pembuangan
secara memuaskan aliran-aliran yang menampung
pembenahan
tambahan yanng memuaskan stender BOD 20 mg/l dan standar zat padat mengambang 30 mg/l. Secara umum dikatakan, pengenceran
yang lebih tinggi
yang
dibutuhkan
untuk membuang limbah
yang belum dibenahi jarang sekali
dapat diperoleh.
Meninjau penyebaran
umum keseluruhan penduduk India ter1ihatlah bahwa lebih dari 80% kota-kota dan kota-kota besar India
tidak terletak di sepanjang pantai.
Malah dalam hal kota-kota tersebut dibangun di tepi sungai, sungai-sungai itu pada musim
penghujan yang wajar
hanyalah mempunyai
aliran
yang terlalu kecil
untuk memungkinkan pengenceran yang dibutuhkan.
Lagipula, kapasitas
arus demikian itu
untuk mengalirkan zat padat yang
mengambang terutama sekali sangat
rendah pada masa cuaca yang baik dengan sedikit pelepasan. Pada masa itu zat padat yang terkandung
dalam limbah mengendap, khususnya
di daerah dengan kecepatan aliran rendah dan menyebabkan penumpukan
endapan; pembusukannya menyebabkan sejumlah gangguan dan merupakan bahaya yang serius kepada kesehatan umum.
Sebuah kota yang berukuran sedang dengan penduduk 100.000 dan
persediaan air yang dilindungi pada ukuran 40 gallon per capita per hari, diperkirakan akan membuang
kira-kikra 3 juta gallon limbah ke sungai yanng berdekatan, apabila pembuangan limbah
dengan pengenceran yang dipikirkan. Menurut standar yang dikutip di atas akan membutuhkan aliran pada cuaca terang dalam arus yang sedikitnya 3,000 kubik kaki per
detik, apabila limbah mentah akan dialirkan ke dalam arus dan pengenceran diandalkan untuk pembuangannya yang aman.
Sedikit sungai, terkecuali sungai
Gangga, sungai Godavari, dan sungai Krishna, dapat membanggakan aliran musim
kemarau dengan ukuran di atas dan itupun hanya dimuara-muara
mereka di mana batas pasang hampir dicapai.Sepanjang aliran panjang mereka melalui daerah pedalaman, aliran musim kemarau sungai-sungai terbesarpun sebagaimana disebutkan di atas, jauh lebih kecil daripada yang dibutuhkan untuk
pengenceran dari tingkatkan yang diperinci di atas.
Bahkan apabila pengenceran yangn jauh lebih kecil dianggap cukup untuk
pembuangan limbah yang diolah sampai
standar 20 mg/l BOD: 30 mg/l zat
padat mengambang, aliran musim kemarau yang dijamin minimum
delapan kali isi selokan jarang sekali tersedia. Lagipula, aliran sekecil itu hanya akan cukup apabila
kita siap untuk tidak menghiraukan sentimen keagamaan masyarakat
yang berdekatan dan apabila dengan tidak berperasaan mengabaikan manfaat
yang mereka cenderung pergunakan terhadap air campuran selokan itu. Bahkan apabila kita berbuat demikian
pengenceran yang lebih tinggi sangat dibutuhkan untuk menjaga agar arus air
tetap bersih. Dalam keadaan demikian apabila
berurusan dengan selokan limbah yang mengandung sejumlah sampah perdagangan, biasanya diperlukan untuk memastikan suatu cairan dari kira-kira
20
volume atau lebih, tergantung pada kebutuhan oksigen
selokan-selokan itu.
Demikianlah, dalam banyak keadaan, limbah dan selokan harus dialihkan dan arus aliran demikian untuk mencegah pemasukan mereka yang langsung
kedalamnya. Kondisi sedemikian itu menghasilkan
metode–metode
yang berlainan tentang pembungan sampah air di atas tanah.
Sumber : Mahida U.N Water Pollution
and Disposal of wastewater on Land Tata McGraw-
Hill, New Delhi, 1984.
Sundtroms, Donald
Wand Klei, Herbert,
E Wastewater Treatment Prentice
Hall Inc, USA,
1979.
https://www.scribd.com/doc/99329702/Metode-Alternatif-Penanganan-Limbah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar